Langsung ke konten utama

Macam-macam Pengefraisan

    Pengefraisan (milling) merupakan proses penyayatan dengan mesin frais (milling machine). Pengefraisan berlangsung dalam berbagai konfigurasi dengan menggunakan pisau frais. Pisau frais tersebut menghasilkan sejumlah chip dalam satu putaran. Proses pengefraisan secara dasar dibagi menjadi dua macam yaitu:

  • Pengefraisan peripheral atau plain.
  • Pengefraisan muka (face milling).
(a) Pengefraisan Peripheral atau Plain, (b) Pengefraisan Muka.(Sumber: M. P. Groover, 2010, edisi 4.)Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems

Pengefraisan Peripheral atau Plain (Peripheral Milling atau Plain Milling)

Pada pengefraisan peripheral atau pengefraisan plain, sumbu alat potong paralel atau sejajar dengan permukaan benda kerja yang akan dikerjakan. Proses ini dilakukan dengan ujung sayat pada keliling luar alat potong. Pengefraisan peripheral terdiri dari beberapa jenis. Berikut jenis-jenis pengefraisan peripheral:
  • Pengefraisan slab merupakan dasar dari pengefraisan peripheral di mana lebar alat potong lebih panjang daripada jarak kedua tepi benda kerja.
  • Slotting merupakan pengefraisan di mana lebar alat potong lebih kecil daripada lebar benda kerja. Proses ini akan membentuk slot karena lebar alat potong yang tipis. Alat potong yang tipis juga dapat digunakan untuk memotong benda kerja menjadi dua bagian, proses pemotongan tersebut dikenal dengan istilah pengefraisan saw (saw milling).
  • Pengefraisan side dilakukan alat potong menyayat sisi tepi (samping) benda kerja.
  • Pengefraisan straddle  sama dengan pengefraisan side. Akan tetapi pada pengefraisan straddle, proses penyayatan dilakukan pada kedua sisi tepi benda kerja.
  • Pengefraisan bentuk dilakukan alat potong yang digunakan memiliki ujung sayat (teeth) dengan bentuk khusus. Proses pengefraisan ini akan menghasilkan benda kerja dengan bentuk potongan sesuai bentuk alat potong.
Pengefraisan Peripheral: (a) Pengefraisan Slab, (b) Slotting, (c) Pengefraisan Side, (d) Pengefraisan Straddle, dan (e) Pengefraisan Bentuk.
(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems, edisi 4.)

Berdasarkan arah putaran alat potong, pengefraisan peripheral dibedakan menjadi dua bentuk pengefraisan. Dua bentuk pengefraisan tersebut yaitu: up milling dan down milling.
  • Up milling atau conventional milling merupakan pengefraisan dengan arah gerak ujung sayat (teeth) alat potong berlawanan dengan arah pemakanan (feed) ketika teeth memotong benda kerja.
  • Down milling atau climb milling merupakan pengefraisan dengan arah ujung sayat (teeth) alat potong searah dengan arah pemakanan ketika teeth memotong benda kerja.

Dua Bentuk Pengefraisan Peripheral: (a) Up Milling, (b) Down Milling.
(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems, edisi 4.)


Perbedaan antara up milling dan down milling
Up milling
  • Chip atau tatal yang terbentuk berawal dari tipis dan semakin tebal.
  • Ukuran tatal lebih panjang daripada ukuran tatal down milling.
  • Usia alat potong lebih pendek daripada menggunakan cara down milling.
  • Cenderung mengangkat/melepas benda kerja dari ragum.
  • Permukaan hasil pengerjaan buruk.
  • Beban meja (worktable) besar.

Down milling
  • Tatal yang terbentuk berawal dari tebal dan semakin tipis.
  • Ukuran tatal lebih pendek daripada ukuran tatal up milling.
  • Usia alat potong lebih panjang daripada menggunakan cara up milling.
  • Arah gaya ke bawah, sehingga menjaga benda kerja agar tetap tercekam dengan baik.
  • Permukaan hasil pekerjaan lebih baik.
  • Beban meja kecil.

Pengefraisan Muka (Face Milling)

Pengefraisan muka merupakan pengefraisan di mana sumbu putar alat potong tegak lurus terhadap permukaan benda kerja yang difrais. Pada pengefraisan muka, ujung sayat yang digunakan ada dua yaitu pada penampang alat potong dan keliling luar alat potong. Pengefraisan muka terdiri dari beberapa jenis. Berikut jenis-jenis pengefraisan muka:

 Pengefraisan Muka: (a) Pengefraisan Muka Konvensional, (b) Pengefraisan Muka Sebagian, (c) End Milling, (d) Pengefraisan Bentuk, (e) Pengefraisan Kantong, dan (f) Pengefraisan Kontur Permukaan.
(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems, edisi 4.)

  • Pengefraisan muka konvensional merupakan pengefraisan di mana diameter alat potong lebih besar daripada benda kerja.
  • Pengefraisan muka sebagian merupakan pengefraisan di mana alat potong menggantung (overhang) pada salah satu sisi benda kerja.
  • End milling merupakan pengefraisan di mana diameter alat potong lebih kecil daripada lebar benda kerja, sehingga sebuah slot dapat terbentuk.
  • Pengefraisan bentuk atau pengefraisan pulau (island) merupakan pengefraisan yang memotong keliling luar benda kerja sehingga membentuk pulau.
  • Pengefraisan kantong merupakan pengefraisan yang membentuk kantong yang dangkal.
  • Pengefraisan kontur permukaan merupakan pengefraisan dengan alat potong yang ujungnya berbentuk bola. Pengefraisan ini dapat menghasilkan bentuk permukaan tiga dimensi.

Referensi

M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems, edisi 4.
S. Kalpakjian, S. R. Schmid, dan H. Musa, 2009, Manufacturing Engineering and Technology, edisi 6.

By writer : 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The MATLAB Function Block

In addition to reading and creating MATLAB variables, Simulink can utilize MATLAB  functions . Simulink blocks perform a specific operation on inputs and return outputs. This is analogous to a function in text-based code. The  MATLAB Function  block ( Simulink > User-Defined functions ) allows you to incorporate a MATLAB function directly into your model. Double-clicking on the  MATLAB Function  block opens a MATLAB Editor: The input,  u , and the output,  y , of the function are mapped to the input and output, respectively, of the block. Adding additional inputs or outputs will change the number of ports on the block: The  MATLAB Function  block is useful when incorporating existing MATLAB code and when modeling complicated algorithms. Task 1 In this lesson, you will model the power output from a tidal turbine over the course of several hours. The equation for this is P o w e r = 1 2 C p ρ A ( 2 g | Δ H| ) 3 / 2 . The  Sine Wave ...